bullying telah
menjadi kebiasaan di tengah masyarakat, tak terkecuali di lingkungan
sekolah. Celakanya, penyakit kronis mengintai korban bully di masa dewasanya.
Suka atau tidak, tindakan merisak atau
Bullying adalah bentuk intimidasi atau penindasan dari satu
individu atau kelompok yang lebih kuat. Tindakan ini berbeda dengan
konflik atau pertengkaran pada umumnya, pasalnya ada kekuatan yang tidak
seimbang antar kedua belah pihak yang terlibat. Dalam bullying ada niat untuk menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan bagi korban, secara fisik maupun emosional.
Ternyata tindakan bullying akan menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang. Peniliti dari Mayo Clinic telah menemukan sebuah efek dari bullying kepada anak. Hasilnya, ketika di masa kanak-kanak seseorang sering mendapatkan bullying dari lingkunganya akan menderita masalah kesehatan kronis dan ganguuan kejiwaan atau stress.
Studi ini menunjukan orang dewasa yang sejak kecil menjadi korban bullying
ada kemungkinan yang sangat besar terkena risiko penyakit jantung.
Penyakit lain yang mengintai perisakan di masa dewasa adalah diabetes.
“Bullying, merupakan bentuk tekanan sosial akut. Mungkin
akan beresiko mengalami gangguan kesehatan jika tidak di tangani sejak
awal, kami mendorong para praktisi kesehatan anak untuk mengkaji dampak
kesehatan mental dan fisik dari bullying tersebut,” ujar peneliti di Mayo Clinic, Susanah J. Tye seperti dilansir upi.com, Jumat (10/03).
Bullying sendiri juga dapat mengakibatkan peningkatan resiko gangguan
kejiwaan. Susanah juga mengungkapkan, bentuk stress fisik akibat
bullying dapat meningkatkan beban allostatic.
Beban allostatic sendiri adalah dampak kumulatif dari respon
biologis terhadap setres yang berkelanjutan atau terus-menerus. Dan hal
ini dapat menyebabkan perkembangan penyakit seperti depresi, diabetes,
dan penyakit jantung serta masalah kekebalan tubuh.
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa strees kronis dimasa kecil
akibat bullying dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk mengembangkan
ketrampilan psikologisnya di masa depan.
Mereka yang mengalami perisakan atau bullying ketika masa
anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi dan
kecemasan, dan kemungkinan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah
pada usia 50 tahun.
https://www.kiblat.net/2017/03/16/awas-anak-korban-bully-terancam-alami-penyakit-kronis-saat-dewasa/